langsung aja yuk ke cerita nya selamat membaca dan menikmati khusus umur 18+.
aku adalah gadis umur ku 21 taun aku adalah seoranh yang pemalu, pendiam dan ga suka banyak bicara , bisa di katakan sih aku pendiem hehe..
itu kata temen temen aku aja, kalo sipak aku itu diem tapi kalo sekali marah aku galak hehe,
kekar, berwajah fresh serta cukup tampan. Rambut serta kumisnya sebagian telah terselip uban. Hari itu memanglah saya masih tetap tergeletak di kamar kostku. Mulai sejak tempo hari saya tidak kuliah karna diserang flu.
Jendela kamarku yang berkaca gelap serta menghadap ke taman samping tempat tinggal membuatku terasa asri lihat hijau taman, terlebih disana ada seseorang lelaki 1/2 baya yang seringkali kukagumi. Memanglah usiaku waktu itu baru memijak dua puluh setahun serta saya masih tetap duduk di semester enam di fakultasku serta telah miliki pacar yang senantiasa rajin mengunjungiku pada malam minggu. Toh tak ada rintangan apa pun bila saya suka pada lelaki yang jauh diatas umurku.
Mendadak ia melihat ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Oom Edy kenakan kaos singlet serta celana pendek, dari pangkal lengannya tampak seburat ototnya yang masih tetap kecang. Hari memanglah masih tetap pagi sekitaran jam 9 : 00, rekan sekamar kostku sudah pergi mulai sejak jam 6 : 00 barusan pagi demikian juga yang tinggal didalam rumah yang lain, temasuk Tante Edy istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.
Memanglah Oom Edy mulai sejak 5 bln. paling akhir terserang PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karna penciutan perusahaannya. Hingga aktivitasnya semakin banyak dirumah. Bahkan juga seringkali dia yang mempersiapkan sarapan pagi bagi kami semuanya anak kost-nya. Yakni roti serta selai dibarengi susu panas. Ke-2 anaknya telah kuliah diluar kota.
Kami anak kost yang terbagi dalam 6 orang mahasiswi begitu akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Meskipun cost indekost-nya tidak termasuk murah, namun kami menyenanginya karna kami seperti dirumah sendiri. Oom Edy sudah usai mengurusi tamannya, ia selekasnya hilang dari pemandanganku, ah kalau dia ke kamarku serta ingin memijitku, saya pastinya akan suka, saya lebih memerlukan kasih sayang serta perhatian dari obat-obatan. Umumnya ibuku yang yang mengurusiku dari dibuatkan bubur hingga memijit-mijit tubuhku. Ah.. andaikata Oom Edy yang melakukannya…
Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku hingga kudengar nada siulan serta nada air dari kamar mandi. Tentu Oom Edy tengah mandi, kubayangkan badannya tanpa ada baju di kamar mandi, lamunanku berkembang jadi semakin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku saat saya diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.
Lamunanku berhenti saat mendadak ada nada ketukan di pintu kamarku, selekasnya kutarik selimut yang telah terserak di sampingku. “Masuk..! ” kataku. Tidak berapakah lama kulihat Oom Edy telah ada di ambang pintu masih tetap kenakan baju mandi. Senyumnya mengambang “Bagaimana Shanty? Ada perkembangan..? ” dia duduk di tepi ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Saya cuma mengangguk lemah. Meskipun jantungku berdetak keras, saya coba membalas senyumnya. Lalu tangannya berpindah memegang tangan kiriku serta mulai memijit-mijit.
“Shanty ingin dibuatkan susu panas? ” tanyanya.
“Terima kasih Oom, Shanty telah sarapan barusan, ” balasku.
“Enak dipijit begini? ” saya mengangguk. Dia masih tetap memijit dari tangan yang kiri lalu berpindah ke tangan kanan, lalu ke pundakku. Saat pijitannya beralih ke kakiku saya masih tetap diam saja, karna saya suka pada pijitannya yang lembut, selain menyebabkan rasa nyaman juga menambah birahiku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, hingga betis serta pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan juga nyatanya dasterku yang tidak tebal agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, saya tidak coba membetulkannya, saya pura-pura tidak paham.
“Shan kakimu mulus sekali ya. ”
“Ah.. Oom dapat saja, kan kulit Tante lebih mulus sekali lagi, ” balasku sekenanya.
Tangannya masih tetap memijit kakiku dari bawah ke atas berkali-kali. Lama-lama kurasakan tangannya tak akan memijit namun mengelus serta menyeka pahaku, saya diam saja, saya menikmatinya, birahiku semakin lama semakin bangkit.
“Lin, Oom jadi terangsang, bagaimana nih? ” suaranya terdengar kalem tanpa ada emosi.
“Jangan Oom, kelak Tante geram.. ”
Mulutku menampik namun muka serta badanku bekata beda, serta saya percaya Oom Edy jadi lelaki telah masak bisa membaca bhs badanku. Saya menggelinjang saat jari tangannya mulai menggosok-gosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan… astaga! nyatanya dibalik baju mandinya Oom Edy tidak kenakan celana dalam hingga penisnya yang jadi membesar serta tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa ada diakuinya. Nafasku sesak lihat benda yang berdiri keras penuh dengan benjolan otot di sekitarnya serta kepala yang licin mengkilat. Menginginkan rasa-rasanya saya memegang serta mengelusnya. Namun kutahan keinginanku itu, rasa maluku masih tetap menaklukkan nafsuku.
SITUS TOGEL ONLINE | BETTING BOLA | CASINO ONLINE | SABUNG AYAM | SLOT GAME | BONUS 100% | MIX PARLAY
Oom Edy membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menyebar ke lubuk hatiku serta saat kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku serta jadi kusambut dengan lidahku juga, saya melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh badannya telah menindih badanku, kemaluannya melekat di pahaku sedang tangan kirinya sudah beralih ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sembari mengisap bibirku. Tanpa ada canggung sekali lagi kurengkuh badannya, kuusap punggungnya serta selalu ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya telah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa ada BH, remasan jarinya begitu pakar, terkadang putingku dipelintir hingga menyebabkan sensasi yang mengagumkan.
Nafasku semakin memburu saat dia melepas ciumannya. Kutatap berwajah, saya kecewa, namun dia tersenyum dibelainya wajahku.
“Shan kau cantik sekali.. ” dia memujaku.
“Aku menginginkan menyetubuhimu, namun apakah anda masih tetap perawan..? ” saya mengangguk lemah.
Memanglah saya masih tetap perawan, meskipun saya sempat “petting” dengan kakak iparku hingga kami orgasme namun hingga sekarang ini saya belum juga sempat lakukan persetubuhan.
Dengan pacarku kami hanya ciuman umum, dia sangat alim bagi lakukan itu. Sedang keperluan seksku sampai kini tercukupi dengan masturbasi, dengan impian yang indah. Umumnya dua orang object khayalanku yakni kakak iparku serta yang ke-2 yaitu Oom Edy induk semangku, yang saat ini 1/2 menindih badanku. Sesungguhnya apabila dia tidak bertanya masalah keperawanan, tentu saya tidak bisa menampik bila ia menyetubuhiku, karna dorongan birahiku kurasakan lebih dari birahinya. Kulihat dengan terang pengendalian dianya, dia tidak menggebu, dia memainkan tangannya, bibirnya serta lidahnya dengan tenang, lembut serta sabar. Malah saya lah yang kurasakan meledak-ledak.
“Bagaimana Lin? kita lanjutkan? ” tangannya masih tetap menyeka rambutku, saya tidak dapat menjawab.
Saya menginginkan, menginginkan sekali, namun saya tidak menginginkan perawanku hilang. Kupejamkan mataku hindari tatapannya.
“Oom… gunakan tangan saja, ” bisikku kecewa.
Tanpa ada menanti sekali lagi tangannya telah menanggalkan semua dasterku, saya tinggal kenakan celana dalam, dia juga sudah telanjang utuh. Semua badannya mengkilat karna keringat, batang kemaluannya panjang serta besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang sudah basah mulai sejak barusan. Kubiarkan tangannya buka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku sudah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku merasa telah jadi membesar serta memerah, didalam lubang kemaluanku sudah banjir oleh lendir yang siap melumasi tiap-tiap barang yang juga akan masuk.
Oom Edy membungkuk serta mulai menjilat dinding kiri serta kanan kemaluanku, merasa sangat nikmat saya menggeliat, lidahnya menggeser semakin ke atas ke arah klitoris, kupegang kepalanya serta saya mulai merintih kesenangan. Berapakah lama dia menggeserkan lidahnya diatas klitorisku yang semakin membengkak. Karna kesenangan tanpa ada merasa saya sudah menggoyang pantatku, terkadang kuangkat terkadang ke kiri serta ke kanan. Mendadak Oom Edy lakukan sedotan kecil di klitoris, terkadang disedot terkadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kesenangan yang kudapat mengagumkan, semua kelamin hingga pinggul, pergerakanku semakin tidak teratasi, “Oom… aduh.. Oom… Shanty ingin keluar…. ” Kuangkat tinggi-tinggi pantatku, saya telah siap bagi berorgasme, namun ketika yang pas dia melepas ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun serta menyorongkan kemaluannya yang kuat itu ke mulutku. ” Gantian ya Shan.. saya menginginkan kau isap kemaluanku.
” Kutangkap kemaluannya, merasa penuh serta keras dalam genggamanku. Oom Edy telah terlentang serta tempatku membungkuk siap bagi mengulum kelaminnya. Saya seringkali memikirkan serta saya juga sekian kali melihat dalam film biru. Namun baru kali berikut saya mengerjakannya.
Birahiku telah tiba puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal hingga ke ujung penisnya yang mengkilat berulang-kali. “Ahhh… Enak sekali Shan…” dia berdesis. Lalu kukulum serta kusedot-sedot serta kujilat dengan lidah sedang pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku. Nada desahan Oom Edy membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, mendadak saya telah 1/2 jongkok diatas badannya, kemaluannya persis dimuka lubang vaginaku. “Oom, Shanty masukin dikit ya Oom, Lin ingin sekali. ” Dia cuma tersenyum. “Hati-hati ya… janganlah sangat dalam…” Saya telah tak akan mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris serta bibir bawah, dan… oh, saat kepala kemaluanya kumasukkan kedalam lubang, saya nyaris terbang. Sebagian detik saya tidak berani bergerak tanganku masih tetap memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih tetap menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, saya tidak percaya apakah kedutan datang dariku atau darinya.
Kuangkat sedikit pantatku, serta gesekan itu ujung kemaluannya yang begitu besar merasa menggeser bibir dalam serta pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah semakin dalam kesenangan semakin dalam, separuh batang kemaluannya telah melesak dalam kemaluanku.
Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tak ada rasa sakit seperti yang seringkali saya dengar dari rekanku saat keperawanannya hilang, walau sebenarnya telah separuh. Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot kedalam. Kulepas kembali berkali-kali. “Oh.. Shanty kau hebat, jepitanmu sangat nikmat. ” Kudengar Oom Edy mendesis-desis, payudaraku diremas-remas serta membuatku merintih-rintih saat dalam jepitanku itu.
BACA JUGA INFO : Berhubungan Badan Dengan Satu Profesi Sangat Berkesan
Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Saya merintih, mendesis, mendengus, serta pada akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, selalu ke bawah hingga penis Oom Edy telah utuh masuk ke vaginaku, tak ada rasa sakit, yang ada yaitu kesenangan yang meledak-ledak. Dari tempat duduk, kurubuhkan tubuhku diatas tubuhnya, payudaraku melekat, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Edy erat-erat. Tangan kiri Oom Edy mendekap punggungku, tengah tangan kanannya mengusap-usap bokongku serta anusku. Saya semakin kesenangan. Sembari merintih-rintih kukocok serta kugoyang pinggulku, tengah kurasakan benda padat kenyal serta besar menyodok-nyodok dari bawah.
Mendadak saya tidak tahan sekali lagi, kedutan semula kecil semakin keras serta pada akhirnya meledak. “Ahhh…” Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, sangat nikmat. Serta nyaris berbarengan dari dalam vagina merasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku. “Ooohhh…” Oom Edy juga ejakulasi ketika yang berbarengan. Sebagian menit saya masih tetap ada di atasnya, serta kemaluannya masih tetap penuhi vaginaku.
Kurasakan vaginaku masih tetap berkedut serta semakin lemah. Namun kelaminku masih tetap menebarkan kesenangan. Pagi itu keperawananku hilang tanpa ada darah serta tanpa ada rasa sakit. Saya tidak menyesal selesai.
DAFTAR JUGA
INFO-INFO BERITA PANAS YANG LEBIH MENGGAIRAHKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar